INTERNALISASI BUDAYA
1.
Definisi internalisasi
Proses internalisasi
merupakan proses yang kita dapat sejak kita lahir atau sejak awal kehidupan,
kita dapat memperoleh aturan-aturan tersebut melelui sebuah komunikasi, seperti
sebuah sosialisasi dan pendidikan. Dalam proses internalisasi pola-pola budaya
ditanamkan kedalam system syaraf mereka yang kemudian di bentuk menjadi sebuah
kepribadian. Berikut adalah beberapa definisi internaslisasi :
Ø Secara
etimologis, internalisasi menunjukkan suatu proses. Di dalam kaidah bahasa
Indonesia kata yang berakhiran-isasi mempunyai definisi sebuah proses. Sehingga
internalisasi dapat didefinisikan sebagai suatu proses. Dalam kamus besar
bahasa Indonesia internalisasi diartikan sebagai penghayatan, pendalaman,
penguasaan secara mendalam yang berlangsung melalui binaan, bimbingan dan
sebagainya.
Ø Proses internalisasi,
adalah proses yang berlangsung sepanjang hidup individu, yaitu mulai saaat ia
dilahirkan sampai akhir hayatnya. Sepanjang hayatnya seorang individu terus
belajar untuk mengolah segala perasaan, hasrat, nafsu dan emosi yang membentuk
kepribadiannya. Perasaan pertama yang diaktifkan dalam kepribadian saat bayi
dilahirkan adalah rasa puas dan tak puas, yang menyebabkan ia menangis.
Ø Internalisasi berarti proses
menanamkan dan menumbuhkembangkan suatu nilai atau budaya menjadi bagian diri orang
yang bersangkutan. Internalisasi memiliki sifat vertikal dan kualitatif.
Ø Proses
internalisasi adalah proses individu belajar menanamkan dalam kepribadiannya
segala perasaan, hasrat, nafsu dan emosi yang diperlukan sepanjang hayatnya. Manusia
memiliki bakat yang telah terkandung dalam gen untuk mengembangkan berbagai
macam perasaan, hasrat , nafsu dan emosi dalam kepribadian individunya. Tetapi
wujud dan pengaktifannya sangat dipengaruhi oleh berbagai macam stimulasi yang
berada dalam alam sekitar, lingkungan sosial maupun budayanya.
2.
Media dalam
internalisasi budaya
Proses internalisasi pada dasarnya tidak hanya monoton
didapat dari keluarga, melainkan dapat didapat dari lingkungan kita. Lingkungan
yang dimaksud tersebut adalah lingkungan sosial. Secara tidak sadar kita telah
dipengaruhi oleh berbagai tokoh masyarakat, seperti kiyai, ustad, guru, dan
lain-lain. Dari situlah kita dapat memetik beberapa hal yang kita dapatkan dari
mereka yang kemudian kita menjadikannya sebagai sebuah kepribadian dan
kebudayaan kita.
Proses internalisasi
merupakan proses yang berlangsung sejak individu dilahirkan hingga sesaat akan
meninggal dunia. Internalisasi merupakan suatu proses penenaman nilai tentang
budaya. Dalam penanaman
dan penumbuhkembangan nilai tersebut dilakukan melalui berbagai
didaktik-metodik pendidikan dan pengajaran, seperti pendidikan, pengarahan
indoktrinasi, brain-washing, dan lain sebagainya.
Persoalan yang muncul
di masyarakat kita, seperti korupsi, kekerasan, kejahatan seksual, perusakan,
perkelahian massa, kehidupan ekonomi yang konsumtif, kehidupn politik yang
tidak produktif, dan sebagainya menjadi konsumsi keseharian di media massa. Seolah,
tidak ada hari tanpa berita korupsi, kekerasan dan pola-pola licik para
licikwan. Hal seperti ini dipicu akibat sebuah proses internalisasi yang salah
bagi seseorang, yang membudayakan hal-hal yang buruk semacam ini.
Pendidikan dianggap
sebagai alternatif yang bersifat preventif karena pendidikan membangun generasi
baru bangsa yang lebih baik. Sebagai alternatif yang bersifat preventif,
pendidikan diharapkan dapat mengembangkan kualitas generasi muda bangsa dalam
berbagai aspek yang dapat memperkecil dan mengurangi penyebab berbagai masalah
budaya dan karakter bangsa. Memang diakui bahwa hasil dari pendidikan akan
terlihat dampaknya dalam waktu yang tidak segera, tetapi memiliki daya tahan
dan dampak yang kuat di masyarakat. Misalnya melalui sebuah materi pembentuka
karakter sebuah bangsa yang dimana di dalamnya membahas tentang sebuah
nilai-nila budaya yang dapat diintegrasikan sebagai pembelajaran, misalnya :
Ø Religius
Yaitu mengajarkan sikap dan perilaku
yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan
ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.
Ø Jujur
Yaitu mengajarkan perilaku yang
didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya
dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
Ø Toleransi
Mengajarkan sikap dan tindakan yang
menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain
yang berbeda dari dirinya.
Ø Disiplin
Mengajarkan suatu tindakan yang
menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.
Ø Kerja
Keras
Mengajarkan sebuah perilaku yang
menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan
tugas, serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.
Ø Kreatif
Mengajarkan untuk berpikir dan melakukan
sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah
dimiliki.
Ø Mandiri
Melatih sikap dan perilaku yang tidak
mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.
Ø Demokratis
Mengasah cara berfikir, bersikap, dan
bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.
Ø Rasa
Ingin Tahu
Menumbuhkan sikap dan tindakan yang
selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya,
dilihat, dan didengar.
Ø Semangat
Kebangsaan
Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan
yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan
kelompoknya.
Ø Cinta
Tanah Air
Cara berfikir, bersikap, dan berbuat
yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap
bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa.
Ø Menghargai
Prestasi
Sikap dan tindakan yang mendorong
dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui,
serta menghormati keberhasilan orang lain.
Ø Bersahabat/Komuniktif
Tindakan yang memperlihatkan rasa senang
berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain.
Ø Cinta
damai
Mengajari sikap, perkataan, dan tindakan
yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya.
Ø Gemar
Membaca
Kebiasaan menyediakan waktu untuk
membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya.
Ø Peduli
Lingkungan
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya
mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan
upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.
Ø Peduli
Sosial
Sikap dan tindakan yang selalu ingin
memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.
Ø Tanggung-jawab
Sikap dan perilaku seseorang untuk
melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri
sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan
Yang Maha Esa.
Prinsip pembelajaran
yang digunakan dalam pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa
mengusahakan agar peserta didik mengenal dan menerima nilai-nilai budaya dan
karakter bangsa sebagai milik mereka dan bertanggung jawab atas keputusan yang
diambilnya melalui tahapan mengenal pilihan, menilai pilihan, menentukan
pendirian, dan selanjutnya menjadikan suatu nilai sesuai dengan keyakinan diri.
Dengan prinsip ini, peserta didik dapat belajar melalui proses berpikir,
bersikap, dan berbuat. Ketiga proses ini dimaksudkan untuk mengembangkan
kemampuan peserta didik dalam melakukan kegiatan sosial dan mendorong peserta
didik untuk melihat diri sendiri sebagai makhluk sosial. Dalam pendidikan
budaya tersebut juga terdapat beberapa tujuan :
Ø Mengembangkan
potensi kalbu/nurani/afektif peserta didik sebagai manusia dan warganegara yang
memiliki nilai-nilai budaya dan karakter bangsa
Ø Mengembangkan
kebiasaan dan perilaku peserta didik yang terpuji dan sejalan dengan
nilai-nilai universal dan tradisi budaya bangsa yang religious
Ø Menanamkan
jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab peserta didik sebagai generasi penerus
bangsa
Ø Mengembangkan
kemampuan peserta didik menjadi manusia yang mandiri, kreatif, berwawasan
kebangsaan
Ø Mengembangkan
lingkungan kehidupan sekolah sebagai lingkungan belajar yang aman, jujur, penuh
kreativitas dan persahabatan, serta dengan rasa kebangsaan yang tinggi dan
penuh kekuatan.
3.
Manfaat internalisasi
Manfaat internalisasi
adalah untuk pengembangan, perbaikan dan penyaringan dalam hal buadaya. Dalam manfaat
pengembangan memiliki manfaat sebagai pengembangan potensi seseorang untuk
menjadi pribadi dan memiliki perilaku yang baik agar seseorang yang telah memiliki sikap dan perilaku yang
mencerminkan budaya dan karakter bangsa. Kemudian dalam manfaat perbaikan adalah
untuk memperkuat kepribadian yang bertanggung jawab dalam pengembangan seorang
individu yang lebih bermartabat; dan dalam manfaat penyaring bertujuan untuk
menyaring budaya bangsa sendiri dan budaya bangsa lain yang tidak sesuai dengan
nilai-nilai budaya dan karakter bangsa yang bermartabat agar tidak terjadi
suatu goncangan budaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar